Kamis, 12 Januari 2017


Panglima OPM Goliath Tabuni Bantah Keluarkan Pernyataan Perang Terbuka 


Panglima TPN/OPM Goliath Tabuni membantah adanya pernyataan dirinya yang menyatakan perang terhadap pemerintah Indonesia dengan memerintahkan kepada kelompoknya untuk mengangkat senjata melawan militer Indonesia untuk Papua merdeka seperti yang dimuat salah satu media nasional pada Minggu, 08 Januari 2017 lalu.


Goliath Tabuni yang dihubungi Detik.com dari Jayapura melalui telepon selularnya mengakui dirinya saat berada di Tinggineri, Ditsrik Tinggi Nambut, Puncak Jaya, Papua dan tidak pernah mengeluarkan penyataan seperti yang dimuat di media itu.


“ Saya ada di Tinggineri, saya tidak ada memberikan pernyataan untuk melakukan perang senjata, karena perjuangan Papua merdeka sudah kami sampaikan di PBB. Kami hanya menunggu pertolongan Tuhan untuk Papua merdeka,” katanya melalui telepon selularnya, Rabu (11/1/2017).


Goliath Tabuni juga mengatakan, kalau perjuangan yang dilakukan kelompok Lekagak telenggen, Militer Murib, Enden Wanimbo dan KNPB hanya untuk mencari uang. Tidak benar untuk perjuangan Papua merdeka. “ Kalau perjuangan Papua merdeka harus dilakukan dari hutan. Kelompok KNPB itu anak-anak sekolah,” katanya.


Goliath Tabuni juga membatah kalau dirinya ikut hadir dalam acara 1 Desember di Kayawage dan mengeluarkan pernyataan. “ Saya tidak ikut acara 1 Desember di Kayawage.   Saya ada di Tinggineri jadi masalah ada pernyataan itu saya tidak tau,” katanya.


Sebagai Panglima tertinggi TPN-OPM, Goliath Tabuni mengakui bahwa dirinya sejak tahun baru ini belum pernah mengeluarkan statemen apapun.  “ Selama tahun baru ini saya belum pernah mengeluarkan statemen. Jadi semua berita yang dikeluarkan atas nama saya itu tidak ada,” katanya.


Bahkan dirinya mengakui kalau ada kelompok-kelompok lain yang menyatakan diri untuk perjuang kemerdekaan Papua, dirinya tidak mengakui karena perjuangan yang dilakukan  kelompoknya adalah murni tidak ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan. “ Kami telah berjuang sejak 1961 untuk kemerdekaan Papua barat sebagai negara berdaulat penuh, dan sampai sekarang kami tetap berjuang dengan meminta dukungan negara Salomon dan Australia melalui keondoan atau budaya  yang sudah terdafatar di PBB,” ujarnya.  

sumber : Detik.com




Tidak ada komentar: