Panglima OPM Goliath Tabuni Bantah Keluarkan Pernyataan Perang
Terbuka
Panglima TPN/OPM Goliath Tabuni membantah adanya
pernyataan dirinya yang menyatakan perang terhadap pemerintah Indonesia dengan
memerintahkan kepada kelompoknya untuk mengangkat senjata melawan militer
Indonesia untuk Papua merdeka seperti yang dimuat salah satu media nasional
pada Minggu, 08 Januari 2017 lalu.
Goliath Tabuni yang dihubungi Detik.com dari Jayapura melalui
telepon selularnya mengakui dirinya saat berada di Tinggineri, Ditsrik Tinggi
Nambut, Puncak Jaya, Papua dan tidak pernah mengeluarkan penyataan seperti yang
dimuat di media itu.
“ Saya ada di Tinggineri, saya tidak ada memberikan
pernyataan untuk melakukan perang senjata, karena perjuangan Papua merdeka
sudah kami sampaikan di PBB. Kami hanya menunggu pertolongan Tuhan untuk Papua
merdeka,” katanya melalui telepon selularnya, Rabu (11/1/2017).
Goliath Tabuni juga mengatakan, kalau perjuangan yang
dilakukan kelompok Lekagak telenggen, Militer Murib, Enden Wanimbo dan KNPB
hanya untuk mencari uang. Tidak benar untuk perjuangan Papua merdeka. “ Kalau
perjuangan Papua merdeka harus dilakukan dari hutan. Kelompok KNPB itu
anak-anak sekolah,” katanya.
Goliath Tabuni juga membatah kalau dirinya ikut hadir dalam
acara 1 Desember di Kayawage dan mengeluarkan pernyataan. “ Saya tidak ikut acara
1 Desember di Kayawage. Saya ada di
Tinggineri jadi masalah ada pernyataan itu saya tidak tau,” katanya.
Sebagai Panglima tertinggi TPN-OPM, Goliath Tabuni mengakui
bahwa dirinya sejak tahun baru ini belum pernah mengeluarkan statemen
apapun. “ Selama tahun baru ini saya
belum pernah mengeluarkan statemen. Jadi semua berita yang dikeluarkan atas
nama saya itu tidak ada,” katanya.
Bahkan dirinya mengakui kalau ada kelompok-kelompok lain yang
menyatakan diri untuk perjuang kemerdekaan Papua, dirinya tidak mengakui karena
perjuangan yang dilakukan kelompoknya
adalah murni tidak ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan. “ Kami telah
berjuang sejak 1961 untuk kemerdekaan Papua barat sebagai negara berdaulat
penuh, dan sampai sekarang kami tetap berjuang dengan meminta dukungan negara
Salomon dan Australia melalui keondoan atau budaya yang sudah terdafatar di PBB,” ujarnya.
sumber : Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar