Masyarakat diperas, Dewan Adat Papua kembali tarik
sumbangan wajib.
ketua Dewan Adat Mamta Tabi, Onesimus Banundi |
Sungguh busuk apa yang
dilakukan oleh organisasi-organisasi Separatis Papua ini, tanpa merasa bersalah
mereka menarik dana sumbangan wajib kepada para anggotanya. NRFPB melalui
Dewan-dewan Adat nya telah menarik sumbangan wajib kepada anggota Dewan
Nasional Papua.
Jayapura-Rabu (25/1) telah
ditemukan surat resmi dari Dewan Adat Mamta Tabi di daerah kp Sabron Distrik
Sentani. Surat tersebut ditandatangani oleh ketua Dewan Adat Mamta Tabi,
Onesimus Banundi pada tanggal 20 Januari 2017.
Inti isi dari surat tersebut
adalah penarikan dana sumbangan wajib DNP, tidak tanggung-tanggung jumlah dana
wajib yang akan ditarik adalah sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per
kepala anggota. Sungguh sangat tidak dapat dipercaya, mereka dengan tega
menarik dana sebesar itu kepada para anggotanya. Padahal yang kita ketahui
bahwa tidak semua dari anggota DNP adalah orang yang berada, bahkan sebagian
besar adalah pengangguran. Selama ini anggota DNP dapat mengikuti semua
kegiatan NRFPB dikarenakan mayoritas dari mereka tidak ada pekerjaan dan
kegiatan.
Dana wajib sebesar satu juta
rupiah ini pasti sangat memberatkan, bagi anggota yang mempunyai pekerjaan
sekalipun pasti akan sulit membayarnya. Terlebih mereka harus membiayai
keluarga masing-masing. Tanpa belas kasihan mereka tidak menerima alasan dan
memerintahkan wajib mengumpulkan pada tanggal 7 Februari 2017 besok.
Hal yang paling
membingungkan adalah alasan yang mereka sampaikan untuk peruntukan dana tersebut.
Di dalam surat itu mereka menyebutkan bahwa dana tersebut digunakan untuk
mendukung kegiatan Diplomat dan tim Pengacara Hukum Internasional serta
Gereja-gereja Pasifik dalam upaya kampanye mereka di dunia Internasional. Padahal
seperti yang kita ketahui bersama, kegiatan NRFPB itu tidak pernah terdengar
sama sekali, tidak ada satupun fakta tertulis maupun dokumentasi kegiatan
mereka. Dengan membawa nama “internasional” mereka membohongi masyarakat Papua
yang ada di Indonesia, karena dengan begitu masyarakat Papua tidak dapat
mengikuti dan mengetahui kegiatan pasti mereka di luar negeri.
Bukti terkuat dari
kebohongan kegiatan mereka di luar negeri adalah terungkapnya kebohongan induk
organisasi mereka (ULMWP). Banyak nya berita tentang perjuangan Benny Wenda cs
di luar negeri untuk memasukkan ULMWP menjadi anggota tetap MSG ternyata adalah
Hoax. Setiap berita yang mereka sebarkan berhasil ditepis oleh Kemenlu RI,
bahkan berita tentang KTT MSG yang akan dilaksanakan sebenarnya tidak pernah
ada. Itu semua hanya akal-akalan Benny Wenda cs untuk menyerap dana dari Papua
untuk kebutuhan hidup mereka di luar negeri.
Sadarlah wahai saudaraku
masyarakat Papua... sampai kapan kita terus dan mau dibohongi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar